Lebah Dan Lalat
Ada sebuah artikel yang pernah
saya baca tentang lebah dan lalat. Sekalipun mereka memiliki bentuk yang mirip,
tetapi mereka memiliki lingkungan dan kebiasan yang berbeda. Lalat secara
naluri lebih cepat menemukan sampah sebagai tempat dia mencari makan. Sementara
lebah, dia secara naluri akan mendatangi bunga sebagai tempatnya mencari
makanan.
Sekalipun ada bunga yang menarik
untuk didatangi, lalat tidak akan datang ke tempat itu. Lalat akan memilih
untuk mendatangi sampah yang kotor, bau dan menjadi sumber penyakit. Sedangkan
lebah, dia tidak akan mendatangi sampah yang kotor dan mencari makan disana.
Lebah akan mendatangi bunga yang cantik untuk menghisap nektar dan serbuk
sarinya.
Lalat yang biasa mendatangi
sampah akan membawa penyakit bagi manusia. Seperti penyakit, disentri, diare,thypoid dan kolera. Lebah yang
biasa mendatangi bunga akan menghasilkan madu yang berguna bagi manusia.
Kenapa tiba-tiba saya menulis tentang ini?
Jadi saya perna nonton drama
korea Misaeng (lagi-lagi inspirasi dapet dari drama korea), ada satu kutipan
dialog yang menarik saya “ kalau kamu mengikuti lebah maka kamu akan mendapat
madu, kalau kamu mengikuti lalat maka kamu akan berakhir di tempat sampah”.
Dari sepenggal kalimat inilah saya mencari artikel yang berhubungan lalat dan
lebah dan saya memperoleh artikel yang menarik untuk saya ulas kembali.
Pelajaran yang saya dapat
Ada orang yang tertarik dengan
hal yang buruk dan ada juga dengan hal yang baik. Orang yang tertarik dengan
hal-hal buruk tidak akan tertarik dengan hal-hal yang baik. Orang yang tertarik
dengan hal-hal buruk akan lebih tertarik dengan hal-hal yang merusak, merugikan
dan menghancurkan orang lain seperti lalat yang membawa penyakit bagi manusia.
Seperti suka menyakit orang lain, berbohong, memfitnah, bergosip, memprovokasi
orang lain dan memepercayai kebohongan tanpa verifikasi.
Sementara itu orang yang menyukai
hal-hal baik akan membiasakan diri untuk melakukan, melihat dan membicarakan
hal yang baik. Mereka akan tertarik dengan kebenaran, tidak peduli dengan isu
dan gosip negatif, tidak membantu menyebar isu dan gosip dan jadi “kompor”
untuk sebuah permasalahan. Hal-hal baik seperti itu hanya akan disukai oleh
orang yang tertarik dengan kebaikan.
Dimasa lalu, saya sangat suka
membaca berita negatif bahkan terlibat
dalam diskusi dan pertengkaran di social media. Secara tidak sadar saya jadi
turut menyebarkan kebencian di social media saya dengan turut membagikan
berita-berita yang mengandung unsur permusuhan. Sejujurnya, saya jadi sedikit
negative thinking dengan orang dari suku dan agama lain juga dari orang yang
memiliki pandangan politik yang berbeda dengan saya.
Karena itu, saya mulai mengurangi
untuk membaca berita-berita yang negatif. Saya mengurangi untuk turut
berkomentar dalam diskusi panas. Kalau pun ada berita negatif saya hanya baca
sekilas, tidak saya bagikan dan tidak berkomentar. Hasilnya, saya hidup lebih
tenang, adem dan ayem hihihi...
Sekarang saya lebih memilih
membaca hal-hal yang bermanfaat, saya juga lebih memilih berita IPTEK, video
lucu, video music dan nonton drama korea juga masih mending dari pada berantem
dengan orang yang ngga jelas di social media. Saya belajar untuk berhenti menyukai hal
buruk yang pada akhirnya akan membawa penyakit dihidup saya. Saya tidak mau
mengikuti lalat yang akan membawa saya ke tempat sampah. Karena saya bukan
lalat maupun lebah, tetapi saya manusia yang bisa memilih kehidupan seperti apa
yang akan saya jalani. Saya hanya perlu belajar dari kehidupan lalat dan lebah.
Percaya tidak percaya, apa yang
kita baca, lihat dan dengar mempengaruh pola pikir, perkataan dan perbuatan
kita.
Komentar
Posting Komentar
THANK YOU BUAT KOMENTARNYA :)