Mengenal Monkey Forest Ubud



Baru-baru ini, saat libur lebaran ke Pulau Bali, saya berwisata ke Monkey Forest Ubud yang juga dikenal dengan nama Mandala Suci Wenara Wena. Ini adalah pertama kalinya saya ke tempat ini dan merupakan tujuan wisata hari pertama di Bali. Menurut saya, Monkey Forest Ubud ini merupakan Monkey Forest terbagus di Pulau Bali. Tempatnya berupa cagar alam yang luas. Dikeliling pepohonan yang rindang dan kera-kera lucu berkeliaran bebas.

Monkey Forest di Bali

Perlu diperhatikan bahwa di Bali ada 4 tempat wisata yang lokasinya dihuni oleh monyet. Empat tempat wisata tersebut antara lain:
  1. Alas Kedaton
  2. Monkey Forest Sangeh
  3. Monkey  Forest Ubud
  4. Pura Uluwatu

Diantara 4 itu, saya baru mengunjungi 3 tempat, Pura Uluwatu, Monkey Forest Sangeh dan Monkey Forest Ubud. Ketiga tempat tersebut memiliki keunikan masing-masing.

Perjalan ke Monkey Forest Ubud

Monkey Forest Ubud terletak di Desa Padangtegal, Ubud. Jika dari Denpasar jarak menuju Monkey Forest Ubud, sekitar 1 jam 20 menit ( ±27 Km). Sepanjang perjalan menuju Monkey Forest Ubud akan banyak melewati sawah-sawah dan rumah-rumah perdesaan khas Bali. Suasananya asri dan menyegarkan mata terutama mata yang biasa di perkotaan seperti saya.


Jatak antara Kota Denpasar Ke Mandala Suci Wenara Wena

Sejarah Monkey Forest Ubud

Kawasan Mandala Suci Wenara Wena selain dihuni berbagai jenis kera, juga memiliki tiga pura. Pura tersebut antara lain Pura Dalem Agung, Pura Beji dan Pura Prajapati. Ketiga pura ini telah dibangun semenjak sekitar pertengahan abad-14 atau sekitar 600-700 tahun yang lalu. Keberadan Monkey Forest Ubud beserta pura di dalamnya, dianggap sebagai tempat suci bagi penduduk sekitar. Hingga saat ini, kegiatan keagamaan Hindu sering berlangsung di tempat ini dan menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.


Pura Dalem Agung, salah satu pura di Monkey Forest Ubud
Kera di Monkey Forest Ubud

Menurut informasi di website Mandala Suci Wenara Wena, Monkey Forest Ubud dihuni oleh 600 ekor kera berjenis kera bali ekor panjang (Macaca Fascicularis). Ada 5 kelompok yang tinggal dikawasan: di depan Pura Dalem, Michellin, timur, tengah dan kuburan. Setiap kelompok berjumlah antara 100-120 ekor kera, terdiri atas: bayi (0-1 tahun), juvenil 1 (1-2 tahun), juvenil 2 (2-4 tahun), sub dewasa jantan (4-6 tahun), dewasa betina (> 4 tahun), dan dewasa jantan (>6 tahun).
Monyet di depan Pura Agung Dalem

Sementara menurut informasi dari Wikipedia, Monkey Forest Ubud dihuni oleh 749 ekor kera. Populasi kera tersebut terbagi atas: 63 jantan dewasa, 34 jantan muda, 219 betina dewasa, 29 betina muda, 167 juvenile 1 (2-3 tahun), 118 juvenil 2 (1-2 tahun), 63 infant old (5-12 bulan) dan 56 infant. Ada 6 kelompok yang menempati kawasan ini: grup Pura, grup Hutan Baru, grup Sentral Point, grup timur, grup michellin dan grup kuburan.  




Keistimewan Monkey Forest Ubud

Berikut ini adalah beberapa keistimewahan Monkey Forest Ubud yang perlu diketahui:

1.       Misi Mendala Suci Wenara Wena
Sejak semula, Monkey Forest Ubud ini memiliki misi melestarikan kawasan berdasarkan konsep Tri Hita Karana. Tri Hita Karana merupakan salah satu filosofi agama Hindu yang artinya “tiga cara mencapai kesejahteraan lahir dan batin”. Ajaran ini menitik beratkan pada bagaimana manusia menjaga harmonisasi hubungan antara sesama manusia, alam sekitar dan Tuhan. Perwujudan dari konsep tersebut adalah ritual khusus yang diadakan untuk hewan (tumpek kandang) dan tumbuhan (tumpek uduh).  

2.       Melestarikan Lingkungan
Hutan-hutan dan tanaman di Monkey Forest Ubud telah menjadikan tempat tersebut sebagai paru-paru kota. Luas kawasan 12,5 hektar. Tidak heran jika Ubud memilik udara yang bersih dan sehat.
 
Suasana Rimbun di Monkey Forest Ubud
 
Jalan menuju tempat ngaben

3.       Pariwisata
Monkey Forest Ubud merupakan tempat wisata populer di Ubud. Selain kera-kera, ada berbagai macam daya tarik di tempat ini. Seperti berbagai ritual keagamaan, kegiatan kesenian dan patung-patung indah yang menghiasi tempat ini. Setiap bulannya dikunjungi sekitar 120.000 orang wisatawan. Harga tiket masuk untuk orang dewasa adalah Rp. 50.000,- dan untuk anak-anak berumur 12 tahun keatas adalah Rp. 40.000,-.








4.       Penelitian dan Konservasi
Adanya hutan-hutan dengan 186 sepesies pohon yang berbeda dan kera-kera, mengundang ketertarikan berbagai lembaga penelitian dan program konservasi hingga ke mancanegara. Terutama penelitian mengenai prilaku  dan interaksi sosial kera dengan lingkungannya.

5.       Pengelolaan Lokasi
Kawasan Mandala Suci Wenara Wena dikelolah oleh penduduk sekitar sesuai dengan misi Tri Hita Karana. Dimana dengan misi tersebut, pengelola memiliki tugas menjaga kesucian tempat tersebut. Dengan semakin profesionalnya pengelolaan Mandala Suci Wenara Wena dan promosi yang baik, objek wisata ini membantu perekonomian penduduk sekitarnya.

Penduduk yang sedang memahat 


Anjuran Bagi Pengunjung

Untuk keamanan dan kenyamanan selama berkunjung di Mandala Suci Wenara Wenasebaiknya pengunjung memperhatikan dan mematuhi rambu-rambu dan larangan yang ada ditempat ini. Jika membawa barangan, akan lebih baik jika dititipkan di Ticket Counter

 
Tempat pembelian tiket masuk dan penitipan barang
 
Salah satu rambu-rambu di Monkey Forest Ubud
Jika memberi makanan pisang (hanya boleh pisang, makanan lain tidak disarankan) dan telah dipegang oleh kera, sebaiknya lepaskan pisangnya. Kera hanya akan mendekat saat kita membawa makanan. 

Diharapkan pengunjung untuk menjaga kawasan ini dengan tidak membuang sampah sembarangan, menganggu kera dan jangan merusak segala yang ada didalam kawasan ini.

Kawasan ini merupakan kawasan suci bagi penduduk sekitar. Ada tempat tertentu dari kawasan yang tidak bisa dimasuki oleh pengunjung. Seperti pura, hanya bisa dikunjungi oleh orang yang akan sembayang dan dengan berpakaian adat Bali lengkap.

Pengalaman menarik selama berkunjung ke Monkey Forest Ubud

Saat mengunjungi tempat ini, suami saya sangat senang. Begitu pula dengan anak saya, Gita yang baru berusia 2 tahun 9 bulan. Dia terlihat senang melihat kera-kera. Biasanya dia hanya melihat boneka kera di rumah, sekarang dia melihat langsung. 

Di tengah jalan, Gita kehausan. Tangannya yang mungil meraba-raba tas yang saya bawa. Dalam tas, saya selalu menyediakan susu UHT kemasan untuk diminum sewaktu-waktu. Saat akan meminum Susu UHT, datanglah seekor monyet menarik susu UHT dari tangan anak saya. Papa Gita langsung meminta Gita untuk melepaskan susu UHT. 

Si kera pun bahagia sementara anak saya menangis sambil bilang “asa stoberi... asa stoberi... asa stoberi”. Penjaga tempat tersebut menyarankan, jika ingin makan atau minum, lebih baik didekat penjaga. Setalah mengetahui hal itu, Gita bisa minum susu “asa stroberi-nya” disampin petugas dengan aman.

Sekalipun ada kejadian unik itu, secara keseluran mengunjungi Mandala Suci Wenara Wena sangat menyenangkan.


Sumber :

https://www.monkeyforestubud.com/ 
https://id.wikipedia.org/wiki/Mandala_Wisata_Wenara_Wana
http://www.baliwisatamurah.com/tentang-bali/obyek-wisata/monkey-forest-ubud.php




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Tinggal Di Gading Nias Residence – Apartemen Paling Murah Di Kelapa Gading

Resensi Drama Korea Innocent Man (2012): Pengorbanan Dan Penghianatan Cinta

Hijo De La Luna “Putra Rembulan”