Persaingan Ibu-Ibu


Anak saya sebentar lagi umurnya 3 tahun. Tapi, dia belum terlalu bisa, pup sendiri, pipis sendiri, berhitung 1-10 secara benar, nggak bisa bahasa inggris, warna suka ketuker-tuker dan banyak hal dia nggak terlalu bisa. Lalu ada ibu-ibu lain yang anaknya pinter sekali. Dari umur 2 tahun sudah lepas diapers bahkan ada ibu-ibu lain yang anaknya lepas diapers dari umur 1 tahun. Selain itu, anak si ibu sudah bisa berhitung dari 1-20, hapal warna, hafal nama hewan dan bisa pake sandal jepit. Bahkan, ada ibu-ibu lain yang anaknya pinter banget dari umur 9 bulan sudah bisa jalan dan ngomong. Beberapa anak seumur Gita bahkan sudah pake bahasa Inggris.

Apakah berarti anak saya lebih bodoh dari anak orang lain? Tentu saja anak saya memang nggak sepintar anak ibu-ibu lain tapi tetap dia memiliki kelebihannya sendiri. Anak saya suka nyanyi, dia bahkan hafal beberapa lagu anak dan sekolah minggu. Tapi, dia jarang mau nyanyi di depan orang banyak. Dia bisa berdoa, sebanyak 5 kalimat. Tapi nggak mungkinkan saya suruh anak saya berdoa di depan orang demi pamer kemampuannya. Di rumah, dia suka banget nari-nari tapi kalau di sekolah minggu dia jadi pemalu.

Tentunya saya sangat ingin membanggakan anak saya tapi saya cukup tahan diri dan mulut saya. Buat saya, cukup saya dan suami yang tahu. Yah... sesekali saya juga up-load aktifitasnya di sosmed tapi bukan dengan maksud pamer. Bagi saya, sosmed itu tempat penyimpanan foto dan video yang paling muda diakses. Khususnya Instagram yang susunan waktunya berurutan. 

Haruskah saya memaksa anak saya untuk lebih pintar dari anak orang lain? Jawaban saya sudah pasti tidak. Saya menerima semua yang ada dalam diri anak saya. Apa yang dia bisa dan apa yang dia tidak bisa. Kelebiahan dan kekuranganya, saya terima semuanya. Dia cukup belajar sesuai dengan kemauan, kesukaannya, kemapuannya dan usahanya. Kalau dia lebih pintar dari orang lain, sudah pasti saya bersyukur. Kalau tidak, saya tetap bersyukur karena keberadaannya di dunia ini.

Memang sangat membanggakan punya anak yang pintar lebih dari anak orang lain. Bahkan ada yang sampai memaksakan dan menekan anaknya untuk bisa lebih dari anak orang lain. Demi apa? Demi bisa pamer ke orang-orang “ini loh...,anakku bisa ini, ini loh..., anakku bisa itu”. Ibu-ibunya yang bersaing, anak yang jadi korban. Merasa malu kalau anaknya belum bisa ini dan itu. Pendapat orang jadi lebih penting dari pada kebahagiaan anak. Ikut-ikutan trend tanpa tahu apa guna dan "cocok-nggak?" dengan bakat si anak. Ya... silahkan saja punya perasaan dan keinginan seperti semua itu.... toh itu haknya orang.  

Semua orang tua ingin anaknya tumbuh pintar dan sehat. Saya juga punya keinginan yang sama. Tapi, saya belajar untuk bisa melihat bahwa setiap anak punya kekurang dan kelebihannya sendiri. Belajar untuk bisa mengarahkan dan tidak memaksakan keinginan saya. Berusaha untuk tidak membanding-bandingkan anak saya dengan anak orang lain. Siapa sih yang suka dibanding-bandingkan? Kita sendiri orang tua juga nggak suka kan?

Semua  anak itu spesial tanpa harus dipaksa. Semoga kita semua sebagai orang tua bisa menemukan keistimewaan anak kita masing-masing dan membantu mereka berkembang sesuai dengan bakat mereka. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Tinggal Di Gading Nias Residence – Apartemen Paling Murah Di Kelapa Gading

Resensi Drama Korea Innocent Man (2012): Pengorbanan Dan Penghianatan Cinta

Hijo De La Luna “Putra Rembulan”