Bencana Lain Di Negeri Saya


Gempa besar dan Tsunami menggoncang Donggala dan Palu. Bencana seperti ini, tidak akan memilih siapa korbannya. Dia tidak akan bertanya apa agamamu, berapa usiamu, apa pekerjaanmu, apa sukumu?

Ribuan orang hingga saat ini belum terakses bantuan. Korban meninggal ratusan belum lagi yang terluka. Mayat-mayat berserakan belum sempat terurus, karena yang hidup perlu diisi perutnya. Berduyun-duyun orang ingin meninggalkan palu, bersaing dengan ribuan orang. Sementara, sanak-saudara ditempat yang jauh berjuang dengan rasa kuatir, berharap bisa berkumpul dan bertemu mereka.

Ditengah duka dan nestapa Donggala dan Palu, ada oknum yang memanfaat situasi ini untuk menjarah toko dan mall. Seandainya mereka hanya mengambil makanan mungkin bisa sedikit dimaklumi dan dipahami. Oknum tersebut mengambil benda yang tak perlu diambil seperti televisi, ban kendaraan bahkan karpet yang terpasang di mall. Bala bantuan yang akan masuk ke Palu di rampok sebelum sampai ke tangan korban yang membutuhkan. Tapi, itu bukan semua warga Palu yang melakukan.

Seperti biasa, berita tidak sedap selalu lebih cepat tersebar. Bukan hanya di Indonesia tapi hingga luar negeri. Mulailah, bencana baru datang. Orang-orang yang merasa “bermoral baik” mulai berkoar (padahal belum tentu dia ikut nyumbang). “Pantas mereka kena gempa dan tsunami.”, “ Bukannya sadar...,malah....”, “ Dasar Indonesia nggak kaya Jepang.” Dan berbagai macam caci maki, kutukan serta candaan yang mengejek. Apakah itu pantas?

Hidup mereka benar-benar tidak mudah... Saya hari ini bangun dari kasur empuk, sementara mereka tidur dibawah reruntuan. Anak saya bisa makan dan minum dengan baik, sementara ada anak seusia anak saya disana yang mungkin sedang menangis kelaparan. Hari ini saya bisa nyantai sambil minum kopi, sementara mereka kehausan karena tidak ada air bersih. Saya masih bisa jalan-jalan dengan jalan yang bagus, sementara jalan-jalan ditempat mereka hancur. Mereka mungkin kedingingan, kehilangan keluarga, terluka dan bahkan hilang dari keluarga.

Jangan tambah penderitaan mereka dengan caci-maki, jangan pula menertawai kesalahan mereka. Kita toh..., belum tentu lebih baik dari mereka jika ada diposisi mereka.

Amsal 24:17-19 (TB) Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok, supaya TUHAN tidak melihatnya dan menganggapnya jahat, lalu memalingkan murkanya dari pada orang itu. Jangan menjadi marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri kepada orang fasik.

Kalau Tuhan melarang untuk menertawakan musuh kita, apalagi orang-orang yang BUKAN musuh kita (korban bencana Donggala dan Palu). Jadi, pertimbangkan baik-baik...

Turut berduka dan berempati pada seluruh warga Donggala dan Palu. Semoga bala bantuan banyak berdatangan dan Donggala dan Palu bisa pulih kembali seperti sedia kala.

Buat teman-teman yang tergerak hati bisa memberikan sumbangan, bisa baca link dibawah ini.

https://kumparan.com/radio-budi-luhur-107-7-fm/situs-situs-donasi-terpercaya-untuk-membantu-keluarga-kita-di-palu-dan-donggala-1538321846160428798

http://donasi.pmi.or.id/donations/bantu-palu-donggala/







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Tinggal Di Gading Nias Residence – Apartemen Paling Murah Di Kelapa Gading

Resensi Drama Korea Innocent Man (2012): Pengorbanan Dan Penghianatan Cinta

Hijo De La Luna “Putra Rembulan”