Putri Kecil Saya dan Mata Malas: Awal Mula
Akhir
tahun 2019 merupakan tahun yang berat buat saya. Beberapa kali saya meneteskan
air mata dan bersedih. Merasa kuatir dan cemas akan keadaan mata putri kecil
saya.
Segalanya
bermula, saat dia berumur 3 tahun. Guru playgroup-nya menyarankan untuk
memeriksakan mata anak saya ke dokter spesialis mata karena anak saya suka
memincingkan mata saat melihat sesuatu. Dilain kesempatan, saat saya memeriksakan
posisi KB spiral saya, di dokter kandungan yang dulu menangani kelahiran anak
saya, beliau juga menyarankan pada saya untuk membawa anak saya ke dokter
spesialis mata.
Beberapa
hari kemudian, saya bawa anak saya ke dokter mata. Karena masih 3 tahun, anak saya
sedikit susah diperiksa oleh dokter spesialis mata ini. Kami disarankan membawa
anak saya ke dokter mata khusus untuk anak disalah satu rumah sakit mata daerah
Menteng. Namun, karena waktu itu saya masih belum yakin dengan keadaan mata
anak saya, saya menunda terus untuk memeriksakan mata anak saya.
Sekarang
di TK A (TK Kecil), usianya 4 tahun, lagi-lagi guru anak saya menyarankan pada
saya untuk memeriksakan mata anak saya. Karena saat itu bulan Desember 2019,
dekat dengan libur Natal, saya berfikir untuk memeriksakan mata anak saya saat
libur sekolah. Di awal bulan Desember, anak saya memang sedang banyak kesibukan
untuk perayaan Natal di gereja juga di sekolah. Jadi, saya putuskan untuk ke
dokter mata di pertengahan bulan Desember.
Selama
penantian hari – H ke dokter, saya berharap tidak ada masalah pada mata anak
saya. Sekalipun ada ragu di hati saya. Setiap hari saya bersama anak saya, dia
bukan pecandu handphone yang setiap saat main handphone. Sama seperti anak
lain, anak saya suka nonton TV. Hiburan lainnya, dia suka melihat-lihat buku
walupun dia tidak bisa membaca. Dia benar-benar pecinta buku (semoga sampai
besar ya, nak...). Jadi, saya merasa seharusnya tidak ada gangguan pada mata
anak saya.
Saya
tidak ingin ada gangguan pada mata anak saya, apa lagi kalau dia harus pakai
kacamata. Menurut saya saat itu, dengan kacamata akan mengganggu aktifitasnya.
Juga akan merepotkan anak saya dan saya juga tentunya. Kekuatiran saya lainnya,
apakah dia mau pakai kacamatanya? Belum lagi pandangan orang yang suka negatif
tentang anak yang berkacamata.
Begitulah
cerita awal bagaimana, gangguan mata malas pada anak saya terdeteksi.
Komentar
Posting Komentar
THANK YOU BUAT KOMENTARNYA :)