Etika Tidak Tertulis Dalam Berdagang

berhasil dalam bisnis online dan etika dalam berbisnis


Saya gemar membeli barang-barang online lewat aplikasi Tokopedia. Alasan saya menyukai berbelanja lewat aplikasi ini, bahwa saya sangat percaya dengan keamanan transaksi di Tokopedia. Selain Tokopedia, beberapa kali saya belanja di Blibli dan sekali di Lazada. Pilihan utama saya tetap pada Tokopedia karena saya sudah terbiasa menggunakan aplikasi ini. Selain itu, dibanding dengan aplikasi belanja online lain, Tokopedia memiliki banyak merchant dan barang-barang yang saya cari selalu bisa didapat di Tokopedia. Walau terkadang ada kendala, masih bisa diatasi dengan baik.

Biasanya sebelum membeli barang online, saya akan melihat rating yang diukur dengan bintang. Kalau barang yang dijual dapat rating 5, sudah dapat dipastikan barang itu bagus. Apalagi kalau jumlah pembeli diatas 100 orang dan semuanya memberi 5 bintang, maka 75% saya akan beli barang itu. Sebaliknya jika barang yang dijual cuma dapat bintang dibawah 3 dan pembelinya sedikit, maka saya akan ragu dan tidak jadi memilih barang itu.

Selain rating yang diukur dengan jumlah bintang, saya juga melihat isi review pembeli. Dari review pembeli saya bisa membayangkan seperti apa produk yang akan dibeli, dan seberapa puas pembeli dengan barang yang dijual. Semakin banyak yang menulis review positif, saya semakin yakin untuk memberi barang.

Namun, terkadang saat saya meneliti bintang dan review dari pembeli, ada beberapa orang yang sepertinya sengaja membuat rating penjual jatuh. Ditambah lagi memberi review yang tidak benar. Misalnya ada sebuah produk X, banyak dibeli orang. Punya rating tinggi sampai mendekati  lima bintang, rating jadi turun karena ada beberapa yang memberi satu bintang. Walaupun turun tidak signifikan tapi ini pun bisa menjadi pertimbangan pembeli untuk batal memberi barang itu. Belum lagi review penuh fitnah yang kejam terhadap produk yang sebetulnya bagus.

Entah siapa yang membuat rating dan review yang buruk diantara mayoritas rating tinggi dan review positif. Mungkin saja pembeli yang kecewa, bisa jadi juga penjual lain yang ingin saingan barang daganannya jadi tidak laku. Sebagai pembeli yang cerdas, orang pasti bisa membedakan itu review yang palsu. Yang punya niat agar produk itu tidak laku dijual atau review yang benar-benar dari pembeli.

Wajar saja jika pembeli ada yang kecewa pada sebuah produk. Ada kemungkinan dimana pada satu produk atau beberapa produk yang gagal produksi. Itu mungkin. Tetapi jika itu review palsu dari online shop lain, saya rasa ini sungguh hal jahat dan tidak bisa dibenarkan. Lagi pula, jika hanya satu atau dua orang yang kecewa dengan sebuah produk itu tidak akan berpengaruh banyak pada keputusan seseorang untuk membeli barang. Terutama melihat pembeli lain yang memberi review positif lebih banyak.

Menjelekan produk, perusahaan ataupun merek saingan bukanlah etika bisnis yang baik. Memalsukan review dengan pura-pura membeli produk tidak bisa dibenarkan, walaupun tidak ada aturan tertulis yang melarang. Tapi adakan yang tetap melakukannya? Mungkin dengan pikiran, kalau ada review jelek darinya, maka orang batal membeli barang di toko online itu. Padahal, ada review lain yang lebih banyak memberi nilai positif.

Sengaja memberi review buruk di lapak online orang bisa dibilang hal yang sia-sia dan buang-buang waktu. Dari pada menjelekan produk, perusahaan, merek maupun lapak orang lain, lebih baik fokus untuk promosi, memperbaiki produk dan cara berjualan agar orang menjadi tertarik dengan dagangan kita.

Terlalu fokus untuk menjelekkan dagangan orang lain bisa membuat kita tidak fokus berjualan. Bisa-bisa malah akan membuat gagal dalam bisnis ini. Bagaimana tidak? Waktu dan pikiran yang seharusnya dipakai untuk memajukan lapak, malah dipakai untuk merusak usaha orang lain. Sebetulnya hal inilah yang membuat tidak berhasil dalam usaha apapun. Terlalu sibuk untuk memikirkan cara menghancurkan usaha lain (baik lapak online, produk,dll), demi agar usahanya dilirik orang.

Jadi, buat siapa saja sedang merencanakan untuk menjelekan atau menghancurkan usaha orang, lebih baik jangan dilakukan. Karena apa yang kamu tabur suatu hari akan kamu tuai. Ingat juga, bahwa orang itu sudah ada berkatnya sendiri-sendiri. Kalau kamu bekerja keras dengan benar, suatu saat pasti ada hasilnya.

Sekian dan terima kasih 


 Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Tinggal Di Gading Nias Residence – Apartemen Paling Murah Di Kelapa Gading

Resensi Drama Korea Innocent Man (2012): Pengorbanan Dan Penghianatan Cinta

Hijo De La Luna “Putra Rembulan”